-
Jl. Raya Uluwatu, Ungasan, Kuta Selatan Badung 80364
Bali Indonesia
https://goo.gl/maps/fr5VkrgBV7n
-
Setiap hari: 08.00 – 22.00 WITA
-
Domestik – Dewasa: Rp70.000/orang
Domestik – Anak: Rp60.000/orang
Asing – Dewasa: Rp100.000/orang
Asing – Anak: Rp100.000/orang
Walau memiliki banyak wisata pantai yang tersohor, pariwisata Bali tak cuma soal air melulu. Ada beragam pilihan destinasi menarik yang bisa kamu kunjungi, salah satunya adalah Garuda Wisnu Kencana Bali seperti yang akan kita bahas di sini.
Selama ini orang menganggap yang membuat destinasi ini terkenal hanya patung Dewa Wisnu yang berukuran besar saja. Padahal, ada banyak hal menarik yang bisa didapatkan saat kita berkunjung kesana.
Seperti pemandangan alam yang memukau, beragam pertunjukan kesenian, arena bermain kekinian untuk anak muda, dan masih banyak lagi.
Jika ingin tahu seluk beluk destinasi yang sering disebut GWK ini, simak ulasan dan informasi lengkapnya di bawah ini, yuk!
Perjalanan Panjang Garuda Wisnu Kencana
Bila kita berkunjung ke Garuda Wisnu Kencana Bali, mungkin kita akan dibuat kagum dengan panorama alam dan struktur bangunan yang sangat luas. Belum lagi dengan penataan arsitektur objek yang rapi.
Namun untuk menjadi seperti itu, butuh waktu yang tak sebentar, yakni lebih dari 28 tahun bila dihitung sampai tahun 2017 ini. Sejarah Garuda Wisnu Kencana Bali ini sendiri dimulai di tahun 1989 dimana pemerintah Bali merasa bahwa tempat ini belum memiliki landmark yang khas.
Akhirnya Alm. Joop Ave (menteri pariwisata saat itu), Alm. Ida Bagus Sudjana (mantan menteri ESDM), Alm. Ida Bagus Oka (mantan gubernur Bali) dan Nyoman Nuarta mengembangkan konsep landmark Bali.
Setelah survei di berbagai daerah, akhirnya terpilihlah bekas lokasi penambangan kapur liar di daerah Ungasan Jimbaran sebagai tempat dibangunnya landmark tersebut.
Di tahun 1993, Presiden Soeharto memberikan ijin pembangunan. Namun, karena masih berupa lahan berkapur, tanahnya harus diolah dulu agar siap dibangun. Hal tersebut membutuhkan waktu 2 tahun, dari tahun 1994 – 1996.
Untuk memperkenalkan landmark ini pada dunia pariwisata nasional dan internasional, dibuatlah GWK Expo tahun 2000. Sayangnya setelah pameran tersebut, nasibnya justru semakin tidak jelas karena terkatung katung.
Lebih buruk lagi, Nyoman Nuarta sebagai pemilik dari 82% saham GWK tidak mampu mempertahankan kepemilikan sahamnya karena deraan krisis. Akhirnya ia menjual sahamnya pada investor.
Harapannya adalah dengan adanya investor, proses pembangunan Garuda Wisnu Kencana Bali bisa lebih terjamin. Walau sudah tak memiliki saham, tapi Nyoman Nuarta masih berpartisipasi dalam proyek Garuda Wisnu Kencana sebagai seniman.
Sampai tahun 2017 ini, Garuda Wisnu Kencana Bali masih terus berbenah. Landmark ini diharapkan bisa jadi kiblat kebudayaan dunia. Karena di dalamnya tak hanya ada patung cor las terbesar di dunia saja, melainkan juga forum forum kebudayaan lainnya.
Baca juga: Cara Menyenangkan untuk Mencintai Alam lewat Eco Green Park Malang
Bagian Garuda Wisnu Kencana
Kalau tadi kita sudah membicarakan tentang cerita Garuda Wisnu Kencan sejak pertama dibangun, sekarang kita akan “jalan – jalan” ke bagian dari obyek wisata yang terletak di ketinggian 263 meter di atas permukaan laut ini.
Dengan luas lahan sekitar 60.000m2, GWK terbagi dalam beberapa bagian seperti:
Tirta Agung

Ini adalah bagian depan landmark yang akan menyapamu saat tiba di gerbang masuk. Disini banyak sekali pedagang souvenir yang menjajakan dagangannya di depan gerbang. Selain mereka, ada juga stan foto resmi bernama GWK Photo Booth.
Di photo booth ini kamu bisa berdandan bak orang Bali asli dengan riasan dan baju adat asli Bali. Harganya berkisar Rp200.000 – Rp600.000, tergantung dari paket yang dipilih. Stan foto ini dibuka dari pukul 10.00 – pukul 19.00 WITA.
Wisnu Plaza

Ini adalah bagian utama tempat patung raksasa Dewa Wisnu berada. Dari sekian banyak dewa, Dewa Wisnu lah yang dipilih karena ia dianggap sebagai sosok pelindung.
Sosok tersebut cocok dengan konsep yang diinginkan oleh para pendiri GWK, yaitu ingin menyelamatkan lingkungan, kebudayaan, dan dunia. Sampai tahun 2017 ini, patung Dewa Wisnu belum selesai dibangun dengan tinggi baru sampai 20 meter.
Rencananya patung karya Nyoman Nuarta tersebut akan dibuat setinggi 120 meter dengan lebar 64 meter. Jadi bisa terlihat dari seantero Bali, dari Kuta maupun dari Tanah Lot sekalipun.
Diharapkan jika patung Garuda Wisnu Kencana kalau sudah jadi, ia bisa mengalahkan tinggi dari patung Liberty di Amerika Serikat. Selain patung ini,ada daya tarik lain di Wisnu Plaza ini, yaitu pemandangan wisata alam yang sangat indah.
Wisnu Plaza adalah daerah tertinggi di landmark tersebut sehingga memungkinkan kamu untuk melihat pemandangan Bali dari ketinggian. Bisa jadi spot foto yang keren kan?
Bergeser ke sisi lain dari Wisnu Plaza, terdapat Parahyangan Somaka Giri. Mata air yang terletak di sebelah patung Dewa Wisnu ini dipercaya (konon katanya) menyimpan kekuatan ajaib yakni tak pernah kering dan mampu menyembuhkan penyakit.
Garuda Plaza

Di tempat ini kamu bisa menemui patung raksasa burung garuda. Garuda sendiri adalah burung tunggangan dari Dewa Wisnu. Rencananya, keduanya akan disatukan dan akan selesai pada Agustus 2018.
Jika burung garuda dan patung Dewa Wisnu disatukan, tinggi keduanya kira kira akan mencapai 154 meter. Selain sebagai tunggangan Dewa Wisnu, garuda dipilih karena arti yang dimilikinya.
Garuda melambangkan kebebasan, rasa setia, kepercayaan dan pengorbanan. Patung ini didesain oleh Nyoman Nuarta, yang juga membuat patung Dewa Wisnu.
Lotus Pond

Ini adalah area paling luas di Garuda Wisnu Kencana Bali yang lokasinya dekat dengan Garuda Plaza. Diberi nama Lotus yang berarti teratai karena bunga inilah yang sering dipegang oleh Dewa Wisnu.
Selain itu, teratai dianggap sebagai pusat keseimbangan. Teratai, walau hidup di lingkungan yang kotor (lumpur), mampu tumbuh subur dan memberikan udara untuk bunga yang tumbuh di atasnya.
Lottus Pond ini sebenarnya adalah ruang terbuka luas yang biasa digunakan untuk acara acara tertentu. Ini berkaitan dengan GWK yang sering digunakan menjadi ajang pagelaran internasional.
Kalau kamu capek menyusuri bagian yang luas ini, kamu bisa menyewa segway (kendaraan beroda dua dan bersetir) yang disediakan oleh pihak GWK. Waktu penyewaannya mulai dari jam 10 pagi sampai 10 malam dengan harga Rp150.000/orang.
Di malam hari, khusus hari Sabtu dan Minggu, kamu bisa menikmati pertunjukan seni Kecak Garuda Wisnu secara gratis yang dimulai pukul 18.30 – 19.30 WITA disini.
Baca juga: Menyingkap Pesona Lain di Balik Kisah Misteri Lawang Sewu Semarang
Indraloka Garden

Kalau Lotus Pond difungsikan untuk menggelar ajang berskala besar atau internasional, Indraloka Garden untuk event kecil sampai menengah seperti pernikahan atau konferensi.
Nama Indraloka diambil dari surga milik Dewa Indra. Tak mengherankan bila yang dijadikan daya tarik di bagian ini adalah panoramanya yang indah.
Amphitheater dan Street Theater

Kedua lokasi ini berdekatan dan sering menjadi tujuan akhir para wisatawan di landmark ini. Di kedua tempat inilah banyak pertunjukan kesenian tradisional digelar.
Street theater sebetulnya adalah sebuah jalan tempat para wisatawan berlalu lalang. Lokasinya dekat dengan amphitheater. Di street theater ini digelar pertunjukan Joged Bumbung pada pukul 17.30 – 18.30 WITA setiap hari.
Selain di disini, Joged Bumbung juga bisa kamu saksikan di Garuda Plaza pada jam 15.30 – 17.30 WITA. Namun dengan catatan, bila cuaca tidak hujan ya. Disini juga banyak toko toko suvenir yang disediakan oleh pengelola GWK.
Untuk amphitheater sendiri adalah sebuah ruang terbuka yang dikelilingi kursi kursi penonton. Seperti street theater, tempat ini juga menyajikan berbagai pertunjukan kesenian tradisional.
Pertunjukan tersebut antara lain Tari Bali (pukul 10.00 dan 15.00 WITA), Tari Barong Keris (pukul 11.00 dan pukul 14.00 WITA), Garuda Wisnu Ballet (pukul 12.00 WITA), Tarian Nusantara (pukul 13.00 WITA) dan Kecak Garuda Wisnu ( pukul 19.30 WITA kecuali Sabtu dan Minggu).
Cara Menuju Ke Garuda Wisnu Kencana Bali
Garuda Wisnu Kencana Bali terletak di daerah Tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung. Dengan jarak 40 km dari pusat Kota Denpasar, kamu yang berasal dari luar Bali seperti dari Sumatra atau yang berasal dari pulau ini sendiri bisa mengaksesnya melalui beberapa jalur berikut:
Kendaraan Pribadi
Buat kamu yang berada di luar Pulau Dewata seperti Jogja atau Bandung, bisa mengakses tempat ini memakai mobil pribadi. Tapi tentunya harus melewati Pelabuhan Gilimanuk terlebih dahulu.
Dari sini kamu bisa ambil jalur Jl. Raya Denpasar – Gilimanuk lalu ke Jl. Pahlawan Lejeh – Jl. Yeh Gangga – Jl. Bypass Tanah Lot – Jl Bypass Ngurah Rai – Jl. Kampus Udayana – Jl. Kw Garuda Wisnu Kencana.
Akan lebih dekat bila kamu naik pesawat dan menyewa mobil di daerah sekitar bandara. Dari bandara, ambil jalur ke Jl. Bypass Ngurah Rai lalu ke Bypass Nusa Dua. Dilanjutkan ke Jl. Raya Uluwatu maka sampailah di destinasi piknik ini.
Kendaraan Umum
Dari Pel. Gilimanuk, silahkan naik bus Gilimanuk – Denpasar. Turunlah di Halte Bus Trans Sarabagita Dewa Ruci. Kemudian naiklah bus Trans Sarbagita jurusan Gor Ngurah Rai – GWK.
Jika dari Terminal Ubung, naiklah angkot jurusan Ubung – Kreneng dan turun di Jl. Melasti. Dari sini, naiklah bus Trans Sarbagita jurusan Gor Ngurah Rai – GWK.
Baca juga: Isi Waktu Liburanmu dengan Mengunjungi Objek Wisata Tangkuban Perahu
Jam Operasional dan Harga Tiket Masuk Garuda Wisnu Kencana
Destinasi ini buka setiap hari mulai pukul 08.00 – 22.00, kecuali saat Hari Raya Nyepi. Untuk wisatawan lokal dewasa, biaya masuknya dikenai Rp70.000/orang dan untuk anak anak Rp60.000/ orang.
Untuk wisawatan asing, tarif masuknya lebih mahal, yaitu Rp100.000/orang untuk dewasa dan anak anak.
Tips Berwisata ke Garuda Wisnu Kencana Bali
Inilah beberapa tips agar liburanmu ke tempat ini menjadi lebih menyenangkan, di antaranya:
- Karena berupa open space, bawalah selalu topi dan payung untuk melindungimu dari panas dan hujan. Jangan lupa untuk memakai tabir surya dan membawa minuman mineral agar tidak dehidrasi.
- Kamu akan menempuh jarak yang tak pendek, disertai banyak anak tangga untuk dinaiki. Jadi, pakailah sepatu yang paling nyaman agar kakimu tak capek.
- Datanglah di musim kemarau agar bisa menikmati pertunjukan seni yang komplit. Ada beberapa pertunjukan yang ditiadakan bila hujan, seperti misal Joged Bumbung.
- Waktu terbaik untuk datang kesini adalah sore. Selain banyak pertunjukan seni yang akan digelar, kamu juga bisa melihat momen sunset yang indah dari ketinggian.