-
Jl. Badrawati, Borobudur, Magelang
Jawa Tengah
https://goo.gl/maps/7dpzcFntdNr
-
Setiap hari: 06.00 – 17.00 WIB
-
Domestik – Anak (umur 3 – 10 tahun) : Rp20.000/orang
Domestik – diatas 10 tahun : Rp40.000/orang
Asing: USD20-25/orang
Selain mengunjungi wisata alam yang indah di Jogja, para turis biasanya menyempatkan diri untuk mengunjungi tempat wisata Candi Borobudur, baik itu turis domestik, apalagi turis asing. Emang sekeren apa sih tempat ini? Di artikel ini kamu akan mendapat jawabannya.
Tak hanya bangunannya saja yang megah, relief relief yang tergurat di candinya pun menyiratkan beragam makna terpendam yang membuat penasaran semua orang yang melihatnnya.
Belum lagi adanya mitos tentang danau purba. Tak heran kalau situs bersejarah ini sangat terkenal di dunia dan masuk dalam 7 Keajaiban Dunia.
Hmmm…penasaran kan? Kalau penasaran dan ingin tahu sekilas tentang sejarah berdirinya Candi Borobudur dan serba serbinya, simak terus di bawah ini ya.
Sejarah Berdirinya Candi Borobudur
Sebelum kita berbicara lebih jauh tentang apa aja yang ada di dalam tempat wisata Candi Borobudur ini, mari sama sama kita simak dulu ulasan tentang berdirinya candi Borobudur di bawah ini ya.
Dahulu tanah Jawa dikuasai oleh dua Wangsa, yaitu Wangsa Sanjaya dan Syailendra. Wangsa Sanjaya beragama Hindu dan Syailendra beragama Budha. Kerajaan Wangsa Syailendra yang sangat terkenal pada saat itu adalah Raja Samaratungga dari Kerajaan Mataram Kuno.
Kedua wangsa sama sama penganut agama yang taat. Keduanya membuat tempat menyembah dewa yang tergolong megah. Wangsa Sanjaya membangun Prambanan, sedangkan Syailendra membangun Borobudur.
Pada masa Raja Samaratungga inilah sejarah berdirinya Candi Borobudur dimulai. Menurut informasi dari Prasasti Karang Tengah, bangunan tersebut dibangun pada Tahun Caka 746 atau tepatnya 824 Masehi.
Masih dari prasasti yang sama, tersebutlah nama Gunadharma sebagai arsitektur dari bangunan tersebut, Candi itu dibangun sebagai bentuk persembahan untuk Dewa Indra.
Selain bangunannya yang megah, tempat wisata Candi Borobudur ini juga dihiasi dengan berbagai relief yang melukiskan kehidupan masyarakat setempat pada jaman dahulu. Termasuk dengan ajaran Budha yang mereka anut.
Untuk namanya sendiri, terdapat beberapa pendapat mengeni sejarah berdirinya candi Borobudur ini. Pendapat yang pertama mengatakan Borobudur berasal dari dua kata, yaitu Bhara dan budur. Bhara berari asrama atau biara. Sedangkan Budur berasal dari Bahasa Bali “Beduhur”, yang artinya di atas. Bila diterjemahkan berarti biara yang terdapat di atas bukit.
Namun, pendapat lain mengatakan nama candi ini berasal dari kata yang terdapat dalam Prasasti Karang Tengah, yaitu Bhumibharambarabhudhara.
Arti dari kata Bhumibharambarabhudhara sendiri adalah tempat pemujaan nenek moyang untuk arwah para leluhur. Karena pengucapan masyarakat setempat kata tersebut bergeser menjadi Borobudur.
Candi Wangsa Syailendra ini sempat hancur lebur, sampai akhirnya kembali dipugar pada saat Inggris berkuasa di Indonesia. Tepatnya di bawah pimpinan Sir Thomas Stanford Raffles.
Baca juga: Menyelami Lautan Bunga di Taman Wisata Selecta Malang
Bagian Bagian Tempat Wisata Candi Borobudur
Setelah membaca sekilas tentang sejarah berdirinya Candi Borobudur, sekarang kita akan melongok ke dalam bangunan megah ini dan mencari tahu tentang desainnya.
Kosmologi Budha
Candi yang merupakan salah satu Candi Budha terpenting di dunia ini memiliki luas lahan sekitar 15.130 mere persegi. Selain luas, tempat wisata Candi Borobudur ini juga terkenal tinggi sekali, yaitu sekitar 35 meter.
Ketinggian tersebut tak lepas dari tata bangunan candi yang terinspirasi dari ajaran Budha. Bangunan yang dipugar oleh Raffles ini memiliki tiga zona, yaitu Kamadhatu, Rupadhatu dan Arupadhatu. Kesemuanya itu disebut sebagai ajaran Kosmologi Budha.
- Usai Corona, Liburan ke Lima Tempat Wisata di Jogja Ini, yuk!
- Hal Seru yang Perlu Kamu Tahu Tentang Malioboro Jogja
- Beristirahat Sejenak dari Kemodernan dengan Berkunjung ke Keraton Yogyakarta
- Wisata Alam di Jogja yang Indahnya Enggak Ketulungan
- Tempat Wisata di Jogja dekat Malioboro yang Wajib Kamu Kunjungi
- Pilihan Tempat Wisata Pantai di Jogja yang Bikin Kamu Terpesona
Kamadhatu
Kamadhatu berarti alam yang sekarang dimana manusia tinggal. Terkadang juga disebut dengan alam hawa nafsu. Pada candi. bagian ini terdapat pada alas paling bawah, dulu sempat disebut dengan “kaki yang tersembunyi”.
Untungnya mulai tahun 1885, bagian rahasia ini telah dibuka untuk umum, sehingga para pengunjung bisa menyaksikan 160 relief yang menggambarkan tentang hukum karma.
Selain karma, di bagian ini juga diceritakan tentang kegiatan masyarakat setempat pada jaman dahulu. Seperti misal berlayar, bertani atau berdagang.
Rupadhatu
Dari Kamadhatu, kita mulai menaiki bagian Rupadhatu. Bagian yang berbentuk segi lima ini melambangkan alam masa peralihan dari dunia yang penuh hawa nafsu ke dunia yang mengarah ke Tuhan.
Di tempat wisata Candi Borobudur, rupadhatu adalah lorong lorong kecil yang menghubungkan tingkat 1 sampai 4. Di setiap tingkat, kamu dapat menemui stupa stupa yang terdapat arca Budha yang sedang bertapa di dalamnya.
Total keseluruhan ada 328 arca Budha disertai dengan 1300 relief yang membentang sepanjang sekitar 2.5 Km.
Arupadhatu
Di bagian puncak dinamai arupadhatu, yang juga dapat diartikan sebagai alam paling atas atau alam tanpa rupa. Kenapa disebut tanpa rupa? Karena bila telah mencapai alam ini diibaratkan manusia telah melepaskan semua hal yang bersifat duniawi.
Arupadhatu juga disebut sebagai alam tempat bersemayamnya para dewa. Dua kepercayaan tersebut dituangkan melalui arsitektur bangunan ini.
Alam yang kosong ini dilukiskan dengan teras yang berbentuk bundar sebanyak 3 tingkat. Dimana semakin ke atas ukurannya menjadi semakin kecil.
Lalu terdapat stupa yang paling besar yang diletakan di puncak bangunan. Stupa tersebut menggambarkan dewa tertinggi menurut kepercayaan mereka.
Relief
Selain melihat bentuk arsitekturnya yang unik, memperhatikan relief yang tergurat di tembok-temboknya juga menarik. Pembuatan relief tersebut tak terlepas dari sejarah berdirinya Candi Borobudur.
Di bagian bawah bangunan tempat wisata Candi Borobudur ini, ada relief yang mengajarkan tentang karma. Itu diambil dari ajaran agama Budha, agama yang dianut Raja Samaratungga.
Masih terkait dengan Budha, terdapat juga relief yang menggambarkan tentang kelahiran Pangeran Sidharta yang nantinya akan menjadi Budha.
Lalu di bagian rupadhatu dan arupadhatau terdapat relief seputar Manohara dan Avadana, Lalitavistara, Gandavyuha, Jataka, Jatakamala.
Museum Arkeologi
Nah selain via relief, kamu juga bisa belajar tentang sejarah berdirinya Candi Borobudur lewat museum arkaeologi. Ada dua museum yang ada di kompleks candi ini yaitu:
Museum Karmawibhanga
Dari museum ini kamu akan belajar sejarah berdirinya Candi Borobudur di masa modern, alias pasca ditemukan kembali dan masa restorasi.
Terdapat juga foto foto tentang “bagian rahasia” candi, penemuan purbakala di sekitar bangunan candi dan penjelasan tentang relief hukum karma yang ada di dinding situs.
Museum Samudraraksa
Tahukah kamu bahwa ada danau purbakala di lokasi bangunan? Banyak yang mengatakan itu mitos. Namun disini, kamu bisa menyaksikan replika asli kapal Borobudur.
Berarti benar ada danau purba? Hal itu masih misteri. Yang jelas replika kapal buatan teknisi kapal asal Ingggris, Philip Beale, itu terinspirasi dari cerita di relief bangunan tersebut.
Ia menduga itu adalah bagian jalur rempah dari Asia ke Afrika pada jaman tersebut. Kita juga bisa melihat bagaimana majunya dunia pelayaran nenek moyang kita pada abad ke 8.
Seru kan? Nah, kalau penasaran sama info di atas, langsung aja datang ke dua museum yang terletak di taman sebelah utara tempat wisata Candi Borobudur ini.
Jangan khawatir, ini termasuk wisata gratis kok. Karena biayanya sudah dijadikan satu dengan tiket masuk ke candi. Nah, para petugas museum siap menyapa kamu tiap hari mulai pukul 6 pagi sampai 5 sore, jadi selamat berkunjung ya.
Danau Purba
Sekitar tahun 2012, tercetus penemuan yang mengegerkan bidang kebudayaan, yaitu tentang danau purba di situs warisan Wangsa Syailendra ini. Hal itu diungkapkan berdasarkan penelitian mahasiswa doktoral Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Ir. Helmy Murwanto, M.Si.
Sebetulnya teori tentang danau purba ini sudah sempat muncul tahun 1931 silam dari seorang sarjana dan peneliti ajaran Hindu – Budha asal Belanda, W.O.J Niewuwenkamp.
Teorinya berkaitan dengan legenda Jawa tentang Dataran Kedu. Namun karena tak ada bukti yang cukup kuat, akhirnya teori itu terpatahkan.
Baca juga: Hati Hati Mendadak Jadi Animal Lover Gara Gara Jatim Park 2 Malang
Cara Menuju ke Candi Borobudur
Tempat wisata Candi Borobudur terletak di Kota Magelang. Ia diapit oleh dua pasang gunung, yaitu Gunung Merapi dan Merbabu, serta Gunung Sumbing dan Sindoro.
Bangunan yang merupakan Candi Budha terbesar di dunia ini berjarak sekitar 41 Km dari pusat kota Yogyakarta. Jika ditempuh dari Semarang, jaraknya sekitar 91 Km.
Setelah baca tentang sejarah berdirinya Candi Borobudur dan tahu keindahan bangunannya, kamu pasti jadi penasaran pengen kesini kan ya. Berikut ini beberapa cara untuk menuju ke tempat wisata Candi Borobudur ini melalui kendaraan pribadi, bus dan pesawat.
Kendaraan Pribadi
Kalau naik kendaraan pribadi dari Semarang kamu bisa mengambil rute dari Semarang-Ungaran lalu setelah melewati Terminal Bawen. Setelah itu, kamu ambil jalur ke kanan, ke Ambarawa, lalu lanjut ke Pringsurat (Temanggung) – Secang – Magelang.
Dari Magelang, ambil jalur ke Mertoyudan dan sesampainya di pertigaan Blondo (persimpangan Mertoyudan-Blabak), belok kanan sampai ketemu rumah dinas Bupati Magelang. Dari situ, belok kanan sampai pertigaan Kolam Renang Karet, maka sampailah kamu ke banginan bersejarah ini.
Kalau dari Yogyakarta, ambil jalur menuju Jalan Magelang-Palbapang (persimpangan Blabak dan Muntilan). Nah dari sini kamu tinggal belok kanan sampai ruman dinas Bupati Magelang- pertigaan Kolam Renang-Karet dan sampailah ke tempat wisata Candi Borobudur.
Bus
Kamu bisa menuju tempat wisata Candi Borobudur ini bila naik bus. Bila dari Semarang, kamu bisa naik bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP) Semarang-Yogyakarta dengan tarif sekitar Rp30.000/orang.
Lalu kamu turun di Terminal Magelang dan dari situ kamu bisa lanjut naik bus kota ke Borobudur dengan tarif sekitar Rp10.000.
Jika dari Yogyakarta, kamu bisa memulai perjalananmu dari Terminal Jombor. Dari sini, akan ada bus yang menuju Terminal Borobudur dengan tarif sekitar Rp18.000. Hanya saja, bus ini biasanya akan berhenti maksimal 30 menit di Terminal Muntilan.
Kamu bisa menunggu sambil baca buku dalam bus. Setelah itu, bus akan beranjak ke Terminal Borobudur. Sesampainya di terminal tersebut, kamu bisa memilih mau jalan kaki ke situs candi sepanjang 100 meter.
Atau bisa juga naik becak atau delman Untuk tarif becak sekitar Rp7.000. Kalau delman, harganya tergantung pintar – pintarnya kamu menawar.
Jam Operasional dan Harga Tiket Masuk Borobudur
Kamu bisa berkunjung ke tempat wisata Candi Borobudur ini dari jam 6 pagi sampai 5 sore. Jam operasional tersebut juga berlaku untuk museum arkeologikal di dalam kompleks situs ini.
Hanya dengan membayar sebesar Rp40.000/orang, kamu sudah bisa menjelajahi situs yang masuk ke dalam list Guiness Book of World Record ini. Harga tersebut berlaku untuk pengunjung umur 10 tahun ke atas.
Kalau anda wisata berlibur bareng anak berumur 3 – 10 tahun, maka akan dikenakan biaya Rp20.000/orang. Untuk turis asing, harga tiket masuk Borobudur yang dibebankan sebesar USD25/orang.
Oiya untuk para rombongan turis domestik dari institusi pendidikan seperti pelajar atau mahasiswa, ada harga khusus. Bila menunjukan surat pengantar dari akademik, maka tiket masuk akan diturunkan menjadi Rp20.000/orang.
Baca juga: Tempat Wisata Gratis di Bandung buat Kamu yang Lagi Ngirit
Yang Harus Kamu Perhatikan
Candi Borobudur merupakan candi Budha terbesar di dunia dan salah satu fakta menarik tentang Indonesia, Candi ini pernah tercatat sebagai salah satu dari Tujuh Kejaiban Dunia.
Bila kamu ingin mempelajari tentang sejarah berdirinya Candi Borobudur dengan datang langsung ke sini, pastikan kamu memperhatikan hal hal berikut, seperti:
Payung/Topi
Bawalah payung karena jalan dari gerbang masuk sampai candi sangat jauh dan panas. Bila tak mau kepalamu pusing, walau bukan piknik ke pantai, bawalah payung atau topi untuk pelindung kepala.
Kalau tak mau repot atau kelupaan bawa, kamu bisa menyewa payung yang akan ditawarkan oleh penjaja sekitar di depan pintu masuk. Untuk tarif, tergantung dari hasil tawar menawar.
Air Minum
Selalu membawa air minum untuk mengurangi dehidrasi mengingat jarak yang ditempuh cukup jauh. Belum lagi kalau kamu mau menaiki candi sampai puncak.
Kalau sudah memasuki gerbang pembelian tiket, kamu tak akan menemui minimarket untuk beli minuman. Bilapun ada penjaja minuman di dalam kompleks, pasti harganya sangat mahal. Oleh karena itu, lebih baik membawa sendiri.
Hindari Memakai High Heels untuk Cewek
Pilihlah alas kaki senyaman mungkin agar kamu tak cepat lelah. Alas kaki yang empuk dengan bagian bawah yang ber-grip kasar akan membantumu naik ke puncak candi dengan nyaman, tanpa takut terpleset.
Jaga Barang Barang Saat di Keramaian
Ketika memasuki area tempat wisata Candi Borobudur ini, kamu akan berpapasan dengan banyak sekali turis. Selalu awasi barang barangmu agar tidak kecopetan. Bila perlu letakanlah di depan dada ketika menaiki lorong candi.
Itu tadi beberapa persiapan yang harus kamu perhatikan sebelum menjelajahi tempat wisata Candi Borobudur ini.
Oya satu lagi, datangnya agak pagian aja. Selain tidak terlalu panas, pencahayaannya juga masih bagus untuk spot foto jadi jepretan kamu makin keren deh.
Selain situs candi, Yogyakarta juga punya wisata menarik lain lagi, lho. Untuk panduan wisata lengkapnya, silahkan baca di web ini ya!