-
Jl. Ir. Haji Djuanda No.13
Paledang, Bogor Tengah, Kota Bogor
Jawa Barat 16122
https://goo.gl/maps/zv4qUJNMxco
-
Setiap hari: 07.30 – 16.00 WIB
-
Domestik: Rp15.000/orang
Asing: Rp25.000/orang
Saat pikiran dan hati penat, wisata alam bisa jadi cara efektif untuk menenangkan diri. Selain air terjun, piknik ke tempat-tempat hijau seperti Kebun Raya Bogor dapat kamu jadikan pilihan.
Penelitian sendiri sudah membuktikan kalau memandang sesuatu berwarna hijau dapat membantu menyehatkan mata. Apalagi kalau hijau-hijauan ini didapatkan di alam, efek sehatnya juga dirasakan jiwa dan raga.
Di KRB, kegiatan yang dapat kamu lakukan bahkan lebih dari sekedar mengagumi pohon-pohon dan tanaman. Kamu bisa jogging, belajar, foto-foto, dll. Mau piknik beramai-ramai dengan sahabat dan keluarga pun oke.
Ditambah lagi, KRB punya banyak hal istimewa yang sulit ditemukan di tempat lain. Sebut saja anggrek raksasa Grammatophyllum speciosum yang memegang rekor tertinggi di dunia, yakni 7,5 m.
Selain itu, masih ada Rafflesia dan bunga bangkai yang menjadi flora unggulan KRB. Ada juga spot lain yang tak kalah menarik dikunjungi baik. Lengkapnya, simak ulasan berikut ini.
Sejarah Kebun Raya Bogor

Sumber: Instagram.com/adjinoatmojo/
Sudah menjadi informasi umum bahwa Kebun Raya Bogor didirikan 1817. Namun jauh sebelum itu, sebenarnya Kebun Raya Bogor sudah lama ada. Penasaran? Simak ulasan tentang sejarah Kebun Raya Bogor ini.
Bermula dari Hutan Buatan di Kerajaan Sunda
Awalnya, tempat ini merupakan bagian dari hutan buatan (samida) di zaman pemerintahan Prabu Siliwangi (1474 – 1513) dari Kerajaan Sunda. Hal ini dijelaskan dalam prasasti Batutulis yang bisa kamu temui di Jalan Batutulis, Bogor Selatan.
Samida dibuat untuk menjaga kelestarian lingkungan dan tempat memelihara benih kayu langka. Hingga akhirnya saat Kerajaan Sunda tunduk pada Kesultanan Banten (1579), hutan ini dibiarkan begitu saja.
Baca juga: Cara Menyenangkan untuk Mencintai Alam lewat Eco Green Park Malang
Diresmikan Gubernur Hindia Belanda
Di masa penjajahan Belanda, Van der Capellen dikirim ke Indonesia untuk memerintah dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Ia ditemani seorang ilmuwan botani bernana Reindwardt.
Sesampainya di Bogor yang dulu bernama Buitenzorg, Reindwardt langsung memulai riset dan meneliti berbagai tamanan yang berguna untuk pengobatan. Tanaman ini kemudian dikumpulkan di halaman Istana Bogor yang sempat dihuni Thomas Stamford Raffles pada 1811 – 1816.
Raffles sendiri memiliki minat yang tak kalah besar di bidang botani. Dibantu William Kent, halaman Istana Bogor ternyata sudah ia sulap menjadi taman bergaya Inggris klasik yang menjadi cikal bakal sejarah Kebun Raya Bogor.
Tanggal 15 April 1817, Reindwardt mengajukan ide untuk mendirikan kebun botani ke Van der Capellen. Ide ini disetujui dan akhirnya, 18 Mei 1817, Lands Plantentuin de Buitenzorg (KRB) diresmikan.
Mendapat tanah sebesar 47 ha di sekitar halaman Istana dan bekas samida, Reindwardt semakin giat mengumpulkan tanaman dan benih dari berbagai penjuru nusantara. Diperkirakan, ada sekitar 900 tanaman yang berhasil ia koleksi.
Bogor pun segera menjadi pusat pengembangan pertanian dan hortikultura di Indonesia. Reindwardt juga menjadi perintis pembuatan herbarium dan mendirikan Herbarium Bogoriense.
Perkembangan Pesat & Perpisahan dengan Istana Bogor
Tahun 1822, Reindwardt kembali ke Belanda. Penggantinya, Dr. Carl Ludwig Blume, menginventarisir tanaman yang ada dan menyusun katalog kebun untuk pertama kalinya.
Sempat mengalami kendala karena kekurangan dana, KRB berkembang pesat di bawah komando Johannes Eliass Teijsmann. Ribuan koleksi baru berhasil dibawanya dari berbagai negara.
Tahun 1831, ia mengelompokkan tanaman koleksi KRB berdasarkan suku. Sebagian tanaman bahkan harus ditanam ulang dan dipindahkan. Lalu ditandai tanggal penanamannya dengan label merah yang masih bisa dilihat sampai sekarang.
Untuk mengenang jasanya yang besar ini, pihak KRB kemudian membuat tugu peringatan di Taman Tijsmann. Terdapat pula 4 spesies pohon jati dan verbena yang dinamai dengan namanya, Teijsmaniodendron.
Pada perkembangannya, karena sering dipakai untuk penelitian, kepengurusan KRB akhirnya resmi dipisahkan dari Istana Bogor, 30 Mei 1868. Secara kasat mata, Istana Bogor dan KRB dipisahkan oleh danau buatan kecil bernama Kolam Gunting.
Ada Apa Aja di KRB?
Meski isinya didominasi tanaman, jangan kira piknik di KRB itu membosankan. Ada banyak hal yang bisa kamu temukan di kebun seluas 87 ha ini. Aktivitas yang dapat kamu lakukan pun bermacam-macam.
1. Taman Tematik

Sumber: Instagram.com/aliarukhan88/
Seperti Taman Bunga Nusantara, KRB juga punya beberapa taman tematik dengan temanya sendiri-sendiri. Taman Meksiko misalnya, menyimpan lebih dari 100 koleksi tumbuhan iklim kering yang berasal dari Amerika Tengah, Utara, dan Selatan.
Taman ini ditata menyerupai habitat aslinya lengkap dengan batuan dan pasir putih agar menimbulkan kesan gersang. Dulu, ada patung 3 pria bertopi sombreno yang sedang memainkan alat musik. Namun entah sejak kapan salah satu topinya dilepas dan diganti jilbab.
Sementara itu, Taman Obat menampilkan koleksi tanaman obat-obatan lengkap dengan keterangannya. Dijamin kamu bakal bisa belajar banyak dari tempat ini.
Ada juga Taman Soedjana Kassan yang terletak tak jauh dari Lapangan Sempur. Yang membuatnya unik adalah replika Burung Garuda Pancasila dari kombinasi tumbuh-tumbuhan di tengah taman.
Baca juga: Menyelami Lautan Bunga di Taman Wisata Selecta Malang
2. Danau Gunting
Suasana asri akan kamu rasakan begitu sampai di area Danau Gunting. Warna airnya yang kehijauan dengan air mancur di tengah-tengahnya seakan menambah kesejukan tersendiri.
Belum lagi pemandangan Istana Bogor yang berdiri megah di seberang danau. Membuatmu betah berlama-lama di sana baik untuk sekedar berdiam diri maupun foto-foto.
Di dekat area ini juga terdapat spot-spot asik untuk dikunjungi. Yakni Patung Tangan Tuhan, Patung The Little Mermaid, Tugu Raffles, dan Tugu Reinwardt yang akan mengingatkanmu pada sejarah Kebun Raya Bogor.
3. Monumen Lady Raffles
Terletak tak jauh dari pintu gerbang utama, monumen sejarah ini dibangun oleh Raffles untuk mengenang kepergian istrinya, Olivia Mariamne, yang meninggal pada 26 November 1814 akibat malaria.
Tak lupa, Raffles menyematkan kata-kata puitis ciptaan sang istri pada salah satu tugunya. Isinya adalah pesan untuk tidak melupakannya meski sudah dipisahkan oleh takdir.
Hmm.. ternyata di sini kita nggak cuma bisa belajar sejarah Kebun Raya Bogor saja. Tapi juga merenungi kisah cinta sedih antara Raffles dan sang istri.
4. Museum Zoologi

Sumber: Instagram.com/hadicacah81/
Tak melulu tanaman, KRB juga punya Museum Zoologi berisi ribuan koleksi satwa yang telah diawetkan. Hewan berukuran besar seperti badak hingga serangga ada di tempat ini. Selain itu, ada tulang belulang paus biru yang dipamerkan di ruang khusus.
Ada pula diorama yang menampilkan beberapa adegan dengan para satwa sebagai aktornya. Salah satunya mengenai pertarungan antara rusa dan kawanan serigala.
Cocok untuk tempat belajar lebih dalam mengenai satwa-satwa yang ada di Indonesia. Jadi, bisa sekaligus menjadi wisata anak edukatif.
5. Pemakaman Belanda Kuno
Ada 42 tokoh Belanda yang dimakamkan di sini. Sebagian di antaranya berjasa mengabdikan dirinya dalam sejarah Kebun Raya Bogor. Di antaranya ada Heinrich Kuhl, JC Van Hasselt, AJGH Kosterman, dll.
Meski terkesan sedikit mistis, kompleks pemakaman ini sebenarnya menarik untuk dikunjungi. Tak hanya untuk melihat-lihat bentuknya yang unik, kamu jadi bisa merenungkan dan mengenang jasa-jasa mereka.
6. Griya Anggrek
Dibangun tahun 2000, ada lebih dari 400 spesies anggrek yang disimpan di sini. Tak hanya yang diambil dari hutan, tapi juga hasil berpilangan atau hibrida. Anggrek spesies asli disimpan di sayap kiri, sedangkan hasil silangan disimpan di sayap kanan.
Apapun spesiesnya, pemandangan cantik di dalam Griya Anggrek bakal membuatmu betah berlama-lama. Jatuh cinta dan pengen bawa pulang? Tenang, ada bibit anggrek botolan yang bisa kamu beli di sini.
Terus, dimana anggrek raksasa yang sukses pecahin rekor dunia? Bunga yang kerap disebut anggrek tebu ini bisa kamu temui di batang pohon-pohon besar di sekitar Masjid Kebun Raya Bogor.
Anggrek ini mekar setiap 2 tahun sekali secara serempak. Biasanya bertahan sekitar 2 bulan selama Januari – Februari. Saat mekar, panjangnya bisa menjuntai hingga 2 m dan bunganya dapat mencapai 50 – 100 kuntum per tandan.
7. Jembatan Merah
Ada berbagai kisah misteri dan mitos seputar Kebun Raya Bogor. Salah satunya tentang jembatan merah yang terletak tak jauh dari Taman Soedjana Kassan.
Mitos menyebutkan, pasangan yang menyebrangi jembatan merah bersama-sama akan segera putus. Entah darimana serta kapan mitos ini mulai berhembus.
Namun meski terdengar menyeramkan, jembatan merah masih ramai didatangi pengunjung. Ada yang sekedar berfoto-foto, ada juga yang tertantang ingin membuktikan mitos dan misteri Kebun Raya Bogor.
8. Spot Menarik Lain
Selain 7 spot di atas, masih banyak spot menarik di Kebun Raya Bogor yang sayang dilewatkan. Di antaranya ada Laboratorium Treub yang memiliki arsitektur gaya Eropa zaman dahulu.
Mau spot foto dengan latar belakang kece? Datang aja ke Jalan Astrid dan Bunga Tasbih yang dihiasi berbagai macam bunga warna-warni. Selain itu, masih ada bunga bangkai dan Rafflesia yang menjadi flora andalan KRB. Sayangnya, kedua bunga ini tidak mekar setiap tahun.
Kalau benar-benar ingin melihatnya, kamu harus memastikan statusnya sebelum berkunjung. Jangan sampai terlanjur membeli tiket masuk Kebun Raya Bogor tapi ternyata bunga ini tidak sedang mekar.
Baca juga: Kebun Binatang Surabaya, Tempat Wisata Edukatif di Tengah Kota
Pintu Masuk KRB
Untuk memudahkan para turis yang ingin berwisata, KRB memiliki 4 pintu masuk sehingga mudah diakses dari berbagai arah. Pintu-pintu ini adalah:
1. Gerbang Utama dan Pintu 1

Sumber: Instagram.com/eqnurif/
Ada di pertigaan Jalan Haji Juanda, Otto Iskandardinata, dan Suryakencana. Mobil bisa dibawa masuk lewat pintu ini di hari biasa. Namun saat Hari Minggu atau saat event tertentu, gerbang akan ditutup. Pengendara motor juga disarankan lewat sini karena dekat dengan lahan parkir.
2. Pintu 2
Terletak di Jalan Haji Juanda di sebelah Kantor Pos Bogor. Pintu ini hanya diperuntukkan bagi pejalan kaki dan buka di Hari Minggu saja. Loket penjualan tiket masuk Kebun Raya Bogor pun tutup setiap Senin – Sabtu.
3. Pintu 3
Ada di pertemuan Jalan Jalak Harupat dan Pajajaran. Letaknya persis di seberang Lippo Pajajaran. Mobil diperbolehkan masuk lewat sini di hari biasa.
4. Pintu 4
Di seberang kampus IPB Baranangsiang. Seperti pintu 2, pintu ini juga hanya diperuntukkan bagi para pejalan kaki.
Cara Menuju KRB
Lokasi Kebun Raya Bogor yang ada di tengah kota membuatnya mudah dicapai dari mana saja. Untuk menuju pintu masuknya, kamu bisa naik kendaraan umum atau pribadi.
Yang perlu diingat, mulai 2016 lalu jalan di sekeliling KRB dan Istana Bogor sudah dibuat satu arah. Kalau pintu tujuan awalmu terlewat, ikuti jalan lingkar KRB untuk menemukan pintu lain atau kembali ke tujuan semula.
Kendaraan Pribadi
Para pengendara mobil dari Jakarta tinggal masuk Tol Jagorawi dan keluar di km 40 menuju Kota Bogor. Belok kanan ke arah Jalan Pajajaran hingga pertigaan Tugu Kujang, lalu belok kiri ke Otto Iskandardinata. Jalan terus sekitar 700 m hingga bertemu pertigaan. Pintu utama KRB ada di sebelah kananmu.
Untuk jalur non tol atau pengendara motor bisa mengikuti Jalan DI Panjaitan – Mayjen Sutoyo – Raya Bogor melewati Cibinong hingga akhirnya sampai di Jalan KS Tubun. Lurus terus hingga masuk Jalan Pajajaran dan menemukan Lippo Pajajaran. Pintu 3 ada di seberang jalan.
Kendaraan Umum
Dari luar kota, kamu bisa naik bus menuju Terminal Baranangsiang atau KRL menuju Stasiun Bogor. Sudah banyak trayek bus langsung menuju terminal ini, sedangkan KRL bisa dinaiki dari Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
Kalau mau, kamu tinggal jalan kaki ke pintu 2 Kebun Raya Bogor dari Stasiun Bogor. Jaraknya tak terlalu jauh, yakni sekitar 800 m ke arah timur, lalu belok kanan di pertigaan Istana Bogor. Namun sebelum memutuskan berjalan, ingat kalau pintu ini hanya dibuka tiap hari Minggu.
Di hari lain, naiklah angkot no 29 dari stasiun. Kamu bisa memilih untuk turun di pintu 3, 4, atau 1 yang semuanya dilewati angkot ini.
Kalau dari Terminal Baranangsiang, pintu terdekat yang bisa dicapai dengan jalan kaki adalah Pintu 4. Begitu keluar dari terminal, berjalanlah lurus ke arah utara hingga menyebrangi pertigaan Tugu Kujang. Jalan terus hingga bertemu gerbang masuk di sebelah kirimu.
Tapi kalau capek, kamu bisa naik angkot 09 dan turun di pintu utama. Hanya saja, kadang angkotnya suka ngetem dan terjebak macet sehingga perjalanan jadi lebih lama dibandingkan berjalan kaki ke pintu 4.
Baca juga: Menikmati Keindahan Alam dengan Berlibur ke Situ Patenggang Bandung
Jam Operasional & Tiket Masuk Kebun Raya Bogor

Sumber: Instagram.com/272roadventure/
Pengunjung bebas berjalan-jalan di dalam Kebun Raya Bogor dari pukul 07.30 – 16.00 WIB. Namun, beberapa fasilitas di dalamnya memiliki jam operasional masing-masing.
Rumah kaca anggrek dan toko cinderamata misalnya, buka pukul 08.00 – 15.30 WIB. Museum Zoologi tutup sedikit lebih sore, yakni 08.00 – 16.00 WIB.
Herbarium dan perpustakaan sendiri hanya bisa diakses pukul 08.00 – 15.00 WIB. Khusus untuk perpustakaan, tiap akhir pekan dan hari libur tidak akan beroperasi.
Tiket masuk Kebun Raya Bogor sangat terjangkau, yakni Rp15.000 untuk wisatawan domestik dan Rp25.000 untuk wisatawan asing. Namun kalau ingin berkeliling dengan mobil, harus membayar tiket tambahan sebesar Rp30.000.
Capek jalan kaki tapi nggak bawa mobil? Ada mobil wisata dengan tiket Rp15.000 (dewasa) dan Rp10.000 (anak 3 – 5 tahun) yang siap membawamu berkeliling. Kamu pun dapat menyewa sepeda dengan harga Rp15.000/jam.
Tips Wisata di Kebun Raya Bogor
Mau perjalananmu semakin lancar dan menyenangkan? Coba deh ikuti beberapa tips berikut ini:
- Sediakan payung dan jas hujan. Kalau kamu sudah baca pedoman wisata di Kota Bogor, pasti tahu kalau payung adalah barang wajib di kota ini. Jangan kaget kalau hujan tiba-tiba turun meski saat pagi langit masih cerah ceria.
- Sarapan sebelum berangkat. Kebun Raya Bogor sangat luas, bahkan mencapai 87 ha. Meski tak berniat mengunjungi semua spot di dalamnya, pastikan kamu sarapan agar punya energi untuk berjalan jauh.
- Hindari memakai sepatu hak tinggi. Pastikan kakimu nyaman sepanjang perjalanan.
- Kalau tak mau capek, gunakan mobil wisata atau mobil golf yang disediakan dengan biaya khusus.
- Kalau pergi dengan anak kecil, pastikan kamu selalu mengawasinya. Jangan biarkan ia pergi sendirian jauh-jauh agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan.
- Meski beberapa spot terlihat sepi, KRB adalah tempat wisata umum yang bisa dikunjungi semua kalangan usia. Tetap jaga norma kesopanan dan hindari berbuat hal yang tak senonoh di dalamnya.